BAB I
PENDAHULUAN
I.I
Latar Belakang
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa teknologi.
Hukum kedua termodinamika
terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu
sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan
meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Hukum
keseimbangan / kenaikan entropi: Panas tidak bisa mengalir dari material yang
dingin ke yang lebih panas secara spontan. Entropi adalah tingkat keacakan
energi. Jika satu ujung material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan
tidak acak, karena ada konsentrasi energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah
rata menjadi hangat, dikatakan entropinya naik.
Proses
termodinamik yang berlanggsung secara alami seluruhnya disebut proses
ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut berlanggsung secara
spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya. Contohnya kalor
berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Proses
reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlanggsung secara
bolak-balik. Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel selalu
mendekati keadaan kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri dan
lingkungannya. Proses reversibel merupakan proses seperti-kesetimbangan (quasi
equilibrium process).
Sejarah awal dari AC (air Conditioner ) sudah
dimulai sejak jaman Romawi yaitu dengan membuat penampung air yang mengalir di
dalam dinding rumah sehingga menurunkan suhu ruangan , tetapi saat itu hanya
orang tertentu saja yang bisa karena biaya membangunnya sangatlah mahal karena
membutuhkan air dan juga bangunan yang tidak biasa. Hanya para raja dan orang
kaya saja yang dapat membangunnya.
Kemudian pada tahun 1820
ilmuwan Inggris bernama Michael Faraday Image menemukan cara baru mendinginkan
udara dengan menggunakan Gas Amonia dan pada tahun 1842 seorang dokter
menemukan cara mendinginkan ruangan dirumah sakit Apalachicola yang berada di
Florida Ameika Serikat. Dr.Jhon Gorrie Image adalah yang menemukannya dan ini
adalah cikal bakal dari tehnologi AC (air conditioner) tetapi sayangnya sebelum
sempurna beliau sudah meninggal pada
tahun 1855.
Willis Haviland Carrier
Image seorang Insinyur dari New York Amerika menyempurnakan penemuan dari
Dr.Jhon Gorrie tetapi AC ini digunakan bukan untuk kepentingan atau kenyamanan
manusia melainkan untuk keperluan percetakan dan industri lainnya. Penggunaan
AC untuk perumahan baru dikembangkan pada tahun 1927 dan pertama dipakai
disbuah rumah di Mineapolis, Minnesota. Saat ini AC sudah digunakan disemua
sektor, tidak hanya industri saja tetapi juga sudah di perkantoran dan
perumahan dengan berbagai macam bentuk dari mulai yang besar hingga yang
kecil.semuanya masih berfungsi sama yaitu untuk mendinginkan suhu ruangan agar
orang merasa nyaman.
1.2
Rumusan Masalah
Maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
- Apa pengertian dan aplikasi hukum kedua termodinamika ?
- Bagaimana Prinsip kerja dari beberapa mesin menurut hukum 2 Termodinamika?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini, antara lain:
1.
Memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca tentang
Hukum 2 Termodinamika.
2.
Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai cara kerja
dari reservoir energi panas, mesin kalor, mesin pendingin, pompa panas, dan
mesin abadi.
2.4
Metode Penulisan
Penulisan makalah ini melalui prosedur studi pustaka,
baik media buku maupun internet. Semua informasi dan gagasan yang telah
diperoleh dalam makalah ini, kami gabungkan menjadi satu kesatuan dan
menyeluruh, untuk menjelaskan makalah kami tentang hukum termodinamika kedua,
sehingga kami dapat menarik kesimpulan dari intisari pembahasan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendahuluan Hukum Termodinamika
Termodinamika (bahasa Yunani:
thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika energi , panas,
kerja, entropi dan kespontanan proses. Hukum
kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah. Dengan kata
lain, tidak semua proses di alam adalah reversibel (arahnya dapat dibalik).
Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari
benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara
spontan dalam arah kebalikannya. Misalnya, jika sebuah kubus kecil dicelupkan
ke dalam secangkir air kopi panas, kalor akan mengalir dari air kopi panas ke
kubus es sampai suhu keduanya sama.
Hukum pertama termodinamika tidak dapat menjelaskan
apakah suatu proses mungkin terjadi ataukah tak mungkin terjadi. Oleh karena
itu, muncullah hukum kedua termodinamika yang disusun tidak lepas dari usaha
untuk mencari sifat atau besaran sistem yang merupakan fungsi keadaan. Ternyata
orang yang menemukannya adalah Clausius dan besaran itu disebut entropi. Hukum
kedua ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Proses suatu sistem
terisolasi yang disertai dengan penurunan entropi tidak mungkin terjadi. Dalam
setiap proses yang terjadi pada sistem terisolasi, maka entropi sistem tersebut
selalu naik atau tetap tidak berubah.”
Hukum kedua termodinamika memberikan batasan dasar
pada efisiensi sebuah mesin atau pembangkit daya. Hukum ini juga memberikan
batasan energi masukan minimum yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah sistem
pendingin. Hukum kedua termodinamika juga dapat dinyatakan dalam konsep entropi
yaitu sebuah ukuran kuantitatif derajat ketidakaturan atau keacakan sebuah
sistem.
Dari hasil percobaan para ahli
menyimpulkan bahwa mustahil untuk membuat sebuah mesin kalor yang mengubah
panas seluruhnya menjadi kerja, yaitu mesin dengan efisiensi termal 100%. Kemustahilan ini adalah dasar dari satu pernyataan
hukum kedua termodinamika sebagai berikut :
“Adalah mustahil bagi sistem manapun untuk mengaalami
sebuah proses di mana sistem menyerap panas dari reservoir pada suhu tunggal
dan mengubah panas seluruhnya menjadi kerja mekanik, dengan sistem berakhir
pada keadaan yang sama seperti keadaan awalnya”.
Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan
“mesin” dari hukum kedua termodinamika.
Dasar dari hukum kedua termodinamika terletak pada
perbedaaan antara sifat alami energi dalam dan energi mekanik makroskopik.
Dalam benda yang bergerak, molekul memiliki gerakan acak, tetapi diatas semua
itu terdapat gerakan terkoordinasi dari setiap molekul pada arah yang sesuai
dengan kecepatan benda tersebut. Energi kinetik dan energi potensial yang
berkaitan dengan gerakan acak menghasilkan energi dalam.
Jika hukum kedua tidak berlaku, seseorang dapat
menggerakkan mobil atau pembangkit daya dengan mendinginkan udara sekitarnya.
Kedua kemustahilan ini tidak melanggar hukum pertama termodinamika. Oleh karena
itu, hukum kedua termodinamika bukanlah penyimpulan dari hukum pertama, tetapi
berdiri sendiri sebagai hukum alam yang terpisah. Hukum pertama mengabaikan
kemungkinan penciptaan atau pemusnahan energi. Sedangkan hukum kedua
termodinamika membatasi ketersediaan energi dan cara penggunaan serta
pengubahannya.
Panas mengalir secara spontan dari benda panas ke
benda yang lebih dingin, tidak pernah sebaliknya. Sebuah pendingin mengambil
panas dari benda dingin ke benda yang lebih panas, tetapi operasinya
membutuhkan masukan energi mekanik atau kerja. Hal umum mengenai pengamatan ini
dinyatakan sebagai berikut :
“Adalah mustahil bagi
proses mana pun untuk bekerja sendiri dan menghasilkan perpindahan panas dari
benda dingin ke benda yang lebih panas.”
Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan
“pendingin” dari hukum kedua termodinamika.
Pernyataan “pendingin” ini mungkin tidak tampak
berkaitan sangat dekat dengan pernyataan “mesin”. Tetapi pada kenyataannya,
kedua pernyataan ini seutuhnya setara. Sebagai contoh, jika seseorang dapat
membuat pendingin tanpa kerja, yang melanggar pernyataan “pendingin” dari hukum
kedua, seseorang dapat mengabungkannya dengan sebuah mesin kalor, memompa kalor
yang terbuang oleh mesin kembali ke reservoir panas untuk dipakai kembali.
Meski gabungan ini akan melanggar pernyataan “mesin” dari hukum kedua, karena
selisih efeknya akan menarik selisih panas sejumlah dari reservoir panas dan mengubah seutuhnya
menjadi kerja W.
Perubahan kerja
menjadi panas, seperti pada gesekan atau aliran fluida kental (viskos) dan
aliran panas dari panas ke dingin melewati sejumlah gradien suhu, adalah suatu
proses ireversibel. Pernyataan
“mesin” dan “pendingin” dari hukum kedua menyatakan bahwa proses ini hanya
dapat dibalik sebagian saja. Misalnya, gas selalu mengalami kebocoran secara
spontan melalui suatu celah dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan
rendah. Gas-gas dan cairan-cairan yang dapat bercampur bila dibiarkan akan
selalu tercampur dengan sendirinya dan bukannya terpisah. Hukum kedua
termodinamika adalah sebuah pernyataan dari aspek sifat searah dari
proses-proses tersebut dan banyak proses ireversibel
lainnya. Perubahan energi adalah aspek utama dari seluruh kehidupan tanaman dan
hewan serta teknologi manusia, maka hukum kedua termodinamika adalah dasar
terpenting dari dunia tempat makhluk hidup tumbuh dan berkembang.
Dua formulasi dari hukum kedua
termodinamika yang berguna untuk memahami konversi energi panas ke energi
mekanik, yaitu formulasi yang dikemukakan oleh Kelvin-Planck dan Rudolf
Clausius. Adapun hukum kedua termodinamika
dapat dinyatakan sebagai berikut :
1.
Formulasi
Kelvin-Planck
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang
bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang
diperoleh dari suatu sumber pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha
mekanik.” Dengan kata lain, formulasi kelvin-planck menyatakan
bahwa tidak ada cara untuk mengambil energi panas dari lautan dan menggunakan
energi ini untuk menjalankan generator listrik tanpa efek lebih lanjut,
misalnya pemanasan atmosfer. Oleh karena itu, pada setiap alat atau mesin
memiliki nilai efisiensi tertentu. Efisiensi menyatakan nilai perbandingan dari
usaha mekanik yang diperoleh dengan energi panas yang diserap dari sumber suhu
tinggi.
2.
Formulasi
Clausius
“Tidak mungkin untuk
membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata
memindahkan energi panas dari suatu benda dingin ke benda panas”. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat mengambil
energi dari sumber dingin (suhu rendah) dan memindahkan seluruhnya ke sumber
panas (suhu tinggi) tanpa memberikan energi pada pompa untuk melakukan
usaha. (Marthen Kanginan, 2007: 249-250)
Berbeda
dari hukum pertama, hukum kedua ini mempunyai berbagai perumusan. Kelvin
mengetengahkan suatu permasalahan dan Planck mengetengahkan perumusan lain.
Karena pada hakekatnya perumusan kedua orang ini mengenai hal yang sama maka
perumusan itu digabung dan disebut perumusan
Kelvin-Planck bagi hukum kedua termodinamika. Perumusan ini diungkapkan
demikian :
“Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya
semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubahnya menjadi usaha”
Oleh
Clausius, hukum kedua termodinamika dirumuskan dengan ungkapan :
“Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya hanya
menyerap kalor dari reservoir bertemperatur rendah dan memindahkan kalor ini ke
reservoir yang bertemperatur tinggi, tanpa disertai perubahan lain”.
2.1
Reservoir Energi Panas (Thermal Energy
Reservoir)
Thermal Energy Reservoir atau lebih umum disebut dengan
reservoir energi panas adalah suatu benda atau zat yang mempunyai kapasitas
energi panas yang besar. Artinya reservoir dapat menyerap atau menyuplai
sejumlah energi panas yang tidak terbatas tanpa mengalami perubahan temperatur.
Contoh dari benda atau zay besar yang disebut reservoir adalah samudera, danau,
dan sungai untuk benda besar yang berwujud air dan atmosfer untuk benda
berwujud besar di udara. Sistem dua fasa juga dapat dimodelkan sebagau suatu
reservoir, karena sistem dua fasa dapat menyerap dan melepaskan panas tanpa
mengalami perubahan temperatur. Dalam prakteknya, ukuran sebuah reservoir
menjadi relatif. Misalnya sebuah ruangan dapat disebut sebagai sebuah reservoir
dalam suatu analisa panas yang dilepaskan oleh sebuah televisi. Reservoir yang
menyuplai energi disebut dengan saurce dan reservoir yang menyerap energi
disebut dengan sink.
2.2
Mesin Kalor (Heat Engines)
Sebuah mesin kalor dapat
di karakteristikkan sebagai berikut:
1.
mesin kalor menerima panas dari source bertemperatur
tinggi (energi matahari, bahan bakar, reaktor nuklir, dll)
2.
mesin kalor mengkonvensi sebagian panas menjadi kerja
(umumnya dalam bentuk poros yang berputar)
3.
mesin kalor membuang sisa panas ke sink bertemperatur
rendah.
4.
Mesin kalor beroperasi dalam sebuah siklus.
Sebuah
alat produksi kerja yang paling tepat mewakili definisi dari mesin kalor adalah
pembangkit listrik tenaga air, yang merupakan mesin pembakaran luar dimana
fluida kerja mengalami siklus termodinamika yang lengkap.
Efisiensi termal (thermal efficiencies)
Efisiensi
termal sebenarnya digunakan untuk mengukur unjuk kerja dari suatu mesin kalor,
yaitu berapa bagian dari input panas yang diubah menjadi output kerja bersih.
Unjuk kerja = Output yang diinginkan
Input yang diperlukan
Untuk mesin kalor,
output yang diinginkan adalah output kerja bersih. Dan input yang diperlukan
adalah jumlah panas yang disuplai ke fluida kerja. Kemudian efisiensi termal
dari sebuah mesin kalor dapat diekspresikan sebagai:
Efisiensi termal = output kerja bersih
Input yang diinginkan
atau
Atau
nth= 1 – Q out
Q in Dimana W bersih out = Qout-Qin
Pernyataan kelvin-plank
Melihat
karaktristik dari sebuah mesin kalor, maka tidak ada sebuah mesin kalor yang
dapat mengubah semua panas yang diterima kemudian mengubahnya semua menjadi
kerja. Pernyataan tersebut dimuat sebuah pernyataan oleh Kelvin-Plank yang
berbunyi;
“Adalah tidak mungkin untuk sebuah alat atau
mesin yang beroperasi dalam sebuah siklus yang menerima panas dari sebuah
reservoir tunggal dan memproduksi sejumlah kerja bersih.”
Pernyataan
diatas hanya diperuntukkan pada mesin kalor, dapat diartikan sebagai tidak ada sebuah mesin/alat yang bekerja
dalam sebuah siklus menerima panas dari reservoir bertemperatur tinggi dan
mengubah panas tersebut seluruhnya menjadi kerja bersih. Atau dengan kata
lain tidak ada sebuah mesin kalor yang
mempunyai efisiensi 100%.
2.3
Mesin Pendingin dan Pompa kalor
a.
Mesin Pendingin
Mesin pendingin, sama seperti mesin kalor, adalah
sebuah alat siklus. Fluida kerjanya disebut dengan refrigerant. Siklus
refrigerasi yang paling banyak digunakan adalah daur refrigerasi kompresi-uap
yang melibatkan empat komponen : kompresor, kondensor, katup ekspansi dan
evaporator
Refrigerant memasuki kompresor sebagai sebuah uap dan di kompres ketekanan
kondensor. Refrugerant meninggalkan kompresor pada temperatur yang relatif
tinggi dan kemudian didinginkan dan mengalami kondensasi di kondensor yng
membuang panasnya ke lingkungan. Refrigent kemudian memasuki tabung kapilar
dimana tekanan refrigerant turun drastis karena efek throttling. Refrigerant
bertemperatur rendah kemudian memasuki evaporator, dimana disini refrigent
menyerap panas dari ruang refrigerasi dan kemudian refriferant kembali memasuki
kompresor. Efisiensi refrigerator disebut dengan istilah coefficient of
performance (COP), dinotasikan dengan COPR.
Perlu
dicatat bahwa harga dari COPR dapat berharga lebih dari satu, karena jumlah
panas yang diserap dari ruang refrigerasi dapat lebih besar dari jumlah input
kerja. Hal tersebut kontras dengan efisiensi termal yang selalu kurang dari
satu. Salah satu alasan penggunaan istilahcoefficient of performance-lebih
disukai untuk menghindari kerancuan dengan istilah efisiensi, karena COP dari
mesin pendingin lebih besar dari satu.
b. Pompa Kalor
Pompa kalor
adalah mesin yang memindahkan panas dari
satu lokasi (atau sumber) ke lokasi lainnya menggunakan kerja mekanis.
Sebagian besar teknologi pompa kalor memindahkan panas dari sumber panas yang
bertemperatur
rendah ke lokasi bertemperatur lebih tinggi. Contoh yang paling umum adalah lemari es, freezer, pendingin ruangan, dan sebagainya. Tujuan dari mesin pendingin adalah
untuk menjaga ruang refrigerasi tetap dingin dengan meyerap panas dari ruang
tersebut. Tujuan pompa kalor adalah menjaga ruangan tetap bertemperatur tinggi.
Proses pemberian panas ruangan tersebut disertai dengan menyerap panas dari
sumber bertemperatur rendah.
Perbandingan antara COPR dan
COPHP adalah sebagai berikut :
Mesin
kalor membuat energi mengalir dari lokasi yang lebih panas ke lokasi yang lebih
dingin, menghasilkan fraksi dari proses tersebut sebagai kerja. Kebalikannya,
pompa kalor membutuhkan kerja untuk memindahkan energi termal dari lokasi yang
lebih dingin ke lokasi yang lebih panas.
Air condtioner pada dasarnya adalah sebuah mesin
pendingin tetapi yang didinginkan disini bukan ruang refrigerasi melainkan
sebuah ruangan/gedung atau yang lain.
Hukum Termodinamika II Pernyataan
Clausius
Terdapat dua pernyataan
dari hukum termodinamika kedua - - pernyataan kelvin-plank yang diperuntukkan
untuk mesin kalor, dan pernyataan clausius yang diperuntukkan untuk mesin
pendingin/pompa kalor. Pernyataan clausis dapat diungkapkan sebagai berikut:
“Adalah
tidak mungkin membuat sebuah alat yang beroprasi dalam sebuah siklus tanpa
adanya efek dari luar untuk mentransfer panas dari media bertemperatur rendah
kemedia bertemperatur tinggi.”
Telah kita ketahui bahwa
panas akan berpindah dari media bertemperatur tinggi kemedia bertemperatur
rendah. Pernyataan clausis tidak mengimplikasikan bahwa membuat sebuah alat
siklus yang dapat memindahkan panas dari terperatur rendah ke media
bertemperatur tinggi adalah tidak mungkin dibuat. Hal tersebut dapat terjadi
asalkan ada efek luar yang dalam kasus tersebut dilakukan kompresor yang
mendapat energi dari energi listrik.
2.4 Mesin Gerak –Abadi (Perpetual-Motion Machines)
Kita mempunyai pernyataan yang berulang-ulang, bahwa
sebuah proses tidak akan dapat berlangsung jika tidak memenuhi hukum
termodinamika pertama dan kedua. Semua alat yang melanggar baik hukum pertama
dan kedua termodinamika disebut dengan mesin gerak abadi (Perpetual-Motion Machines).
Sebuah alat yang melanggar hukum termodinamika yang
pertama disebut mesin gerak abadi tipe pertama (Perpetual-Motion Machines of the first kind) atau PMMI, sedangkan
alat yang melanggar hukum termodinamika kedua disebut mesin gerak abadi tipe
kedua (Perpetual-Motion Machines of the second kind)atau KMM2.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
antara lain:
1.
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja.
2.
Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran
kalor memiliki arah. Dengan kata lain, tidak semua proses di alam adalah
reversibel (arahnya dapat dibalik). Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa
kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah
dan tidak pernah mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya.
3.
Terdapat dua pernyataan dari hukum termodinamika kedua -
- pernyataan kelvin-plank yang diperuntukkan untuk mesin kalor, dan pernyataan
clausius yang diperuntukkan untuk mesin pendingin/pompa kalor.
4.
Sebuah mesin kalor dapat di karakteristikkan sebagai
berikut:
a.
mesin kalor menerima panas dari source bertemperatur
tinggi (energi matahari, bahan bakar, reaktor nuklir, dll)
b.
mesin kalor mengkonvensi sebagian panas menjadi kerja
(umumnya dalam bentuk poros yang berputar)
c.
mesin kalor membuang sisa panas ke sink bertemperatur
rendah.
d.
Mesin kalor beroperasi dalam sebuah siklus.
DAFTAR
PUSTAKA
kk.mercubuana.ac.id/files/13015-3-860358017731.doc
Halliday,
Resnick. 1998. Fisika Edisi Ke 3. Jakarta; Erlangga
MAKALAH
K 3
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Produktif
TSM.
Nama : RHAMA RAMADHANI. R
Kls :
X TSM III
SMK SINGAPARNA
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar