Siklus Biogeokimia
Daur Biogeokimia adalah daur ulang air dan komponen-komponen kimia (unsur kimia) yang melibatkan peran serta dari makhluk
hidup termasuk manusia dan bebatuan/geofisik. Daur Biogeokimia memiliki peranan
yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Yang termasuk daur biogeokima antara
lain :
·
Daur karbon
·
Daur Nitrogen
·
Daur Belerang/Sulfur
·
Daur Hidrogen/air
·
Daur Oksigen
·
Daur Fosfor
1.Daur karbon
Siklus
karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan
antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi
memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui).Dalam
siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur
pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial
(biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati
organik seperti karbon tanah (soil carbon)), lautan
(termasuk karbon
anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon,
pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika,
geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan mengadung kolam aktif karbon
terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini
mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer.
Siklus karbon ini terjadi
dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer
bumi (dimana objek astronomi lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang
hampir sama, meskipun hingga kini belum diketahui).
Karbon dapat diambil dari atmosfer dengan berbagai cara, antara
lain:
1)
Melalui proses fotosintesis
Dalam proses ini dimana matahari bersinar, tumbuhan akan melakukan
fotosintesis untuk mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat kemudian
melepaskannya ke atmosfer.
2)
Melalui sirkulasi termohalin
Pada permukaan laut di daerah kutub, air laut menjadi lebih dingin
dan karbondioksida lebih mudah larut dalam air. Karbondioksida yang larut iru
akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa masa air dipermukaan yang
lebih berat menuju kedalam laut.
3)
Melalui pelapukan batu silikat
Pelapukan batuan
silikat ini tidak memilki efek yang terlalu besar terhadap karbondioksida
pada atmosfer, karena ion karbonat pada atmosfer yang terbentuk dan terbawa
oleh air laut selanjutnya akan dipakai untuk membuat karbonat laut.
Karbon
dapat kembali lagi ke atmosfer dengan berbagai cara, antara lain:
1)
Melalui respirasi tumbuhan, dan binatang.
Proses ini merupakan reaksi eksotermik dan penguraian glukosa
menjadi karbohidrat dan air.
2)
Melalui pembusukan tumbuhan, dan binatang.
Jamur, bakteri akan menguraikan senyawa karbon pada tumbuhan dan
binatang yang mati, kemudian mengubah karbon menjadi karbondioksida jika
tersedia oksigen atau menjadi metana jika tidak tersedia oksigen.
3)
Melalui pembakaran material organik.
Mengoksidasi karbon yang terkandung pada material organik menjadi
karbondioksida. Pembakaran bahan fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas
alam akan melepaskan karbon yang tersimpan di dalam geosfer, sehingga kadar
karbondioksida di atmosfer semakin bertambah.
4)
Melalui produksi semen.
Komponen semen yaitu kapur atau kalium oksida dihasilkannya dengan
cara memanaskan batu kapur yang menghasilkan karbondioksida dalam jumlah
banyak.
5)
Melalui erupsi vulkanik.
Jadi erupsi vulkanik itu akan melepaskan gas ke atmosfer. Gas-gas
tersebut termasuk uap air, karbon dioksida, dan belerang. Jumlah karbondioksida
yang terlepas di atmosfer itu sama dengan karbondioksida yang hilang di
atmosfer akibat pelapukan batuan silikat.
6)
Melalui pemanasan permukaan laut.
Pada permukaan laut, ketika air laut menjadi lebih hangat, karbon
dioksida yang larut dalam air akan dilepas ke atmosfer sebagai uap air.
2. Daur Nitrogen
Nitrogen terdapat di
dalam bentuk senyawa organik (urea, protein, dan asam nukleat) atau sebagai
senyawa anorganik (amonia, nitrit, dan nitrat). Tumbuhan dan hewan membutuhkan
nitrogen (tdidak dalam bentuk gas) untuk membuat protein. Nitrogen di udara ada
kurang lebih sebanyak 80%. Tumbuhan dapat menyerap nitrogen dalam bentuk
senyawa nitrit atau nitrat. Pertama, daur nitrogen adalah transfer nitrogen
dari atmosfer ke dalam tanah. Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah
terjadi melalui
proses fiksasi nitrogen yang dapat dilakukan oleh bakteri, hal itu dapat
mengikat nitrogen seperti bakteri rhizobium dan azetobacter. Selain itu,
ganggang hijau-biru dalam air juga memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen.
Kedua, nitrat yang dihasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen
(tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Kemudian, jika tumbuhan atau hewan
mati, makhluk pengurai merombaknya menjadi gas amoniak dan garam amonium
yang larut dalam air. Proses ini disebut dengan amonifikasi. Selanjutnya
adalah proses nitrifikasi. Bakteri nitrifikasi (Nitrosomonas) mengubah amoniak
dan senyawa amonium menjadi nitrat oleh bakteri nitfrifikasi lainnya
(Nitrobacter). Apabila oksigen dalam tanah terbatas, nitrat dengan cepat
ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau oksida nitrogen oleh proses yang
d2isebut denitrifikasi.
3. Daur / Siklus Sulfur
(Belerang)
Secara
alami, sulfur/belerang terkandung dalam tanah berbentuk mineral tanah. Dan juga
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri
menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau
hidrogen sulfida. Dalam proses aerobik tumbuhan mendapat sulfur dari dalam
tanah dalam bentuk sulfat (SO4). Selanjutnya tumbuhan tersebut
dimakan hewan sehingga sulfur berpindah ke hewan. kemudian hewan dan tumbuhan
mati lalu bangkai hewan dan tumbuhan itu diuraikan menjadi gas H2S
atau menjadi sulfat lagi.
Setiap daur melibatkan unsur organisme
untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa menjadi suatu unsur. Dalam daur
sulfur/belerang misalnya, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap
transformasi adalah sebagai berikut :
1) H2S ->
S -> SO4 ; bakteri
sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2) SO4 -> H2S
(reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
3) H2S ->
SO4 (Pengokaidasi silfide aerobik); bakteri thiobacilli.
4) S organik ->
SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme
heterotrof aerobik dan anaerobik.
Selain itu ada beberapa jenis bakteri
terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibro
yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S).
Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof aerob seperti Chromatium
dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksida menjadi sulfat oleh bakteri
kemolitotrof seperti Thiobacillus.
4.
Daur
Oksigen
Daur
Oksigen dimulai dari tumbuhan, melalui proses fotosintesis tumbuhan
menghasilkan O2. Makhluk hidup menggunakan O2 (respirasi)
untuk memecah senyawa organik di dalam tubuh menjadi energi. Di dalam air
oksigen tersedia dalam bentuk DO (dissolved Oksigen = oksigen terlarut).
Organisme air menggunakan DO untuk bernafas. DO terbentuk oleh gerakan
permukaan air yang bersinggungan dengan oksigen bebas di udara. Hasil dari
proses respirasi sel adalah senyawa karbon CO2 yang akan diikat oleh
tumbuhan untuk menyusun zat-zat organik dan menghasilkan O2 melalui
fotosintesis.
Di
dalam air, respirasi organisme air menghasilkan senyawa bikarbonat yaitu
senyawa yang terbentuk dari reaksi CO2 dan asam karbonat di dalam
air. Bikarbonat merupakan sumber karbon bagi organisme autotrof air untuk
melakukan fotosintesis.
5. Daur posfor
Gambar
4. Daur Fosfor
Daur/siklus fosfor adalah proses yang tidak pernah berhenti mengenai
perjalanan fosfor dari lingkungan abiotik hingga dimanfaatkan dalam
proses biologis. Berbeda dengan daur
hidrologi, daur karbon, dan daur
nitrogen, daur fosfor tidak melalui komponen atmosfer. Fosfor terdapat
di alam dalam bentuk ion fosfat (fosfor yang
berikatan dengan oksigen: H2PO4- dan HPO42-). Ion
fosfat banyak terdapat dalam
bebatuan. Pengikisan dan pelapukan batuan membuat fosfat larut
dan terbawa menuju sungai sampai laut sehingga membentuk sedimen. Sedimen ini
muncul kembali ke permukaan karena adanya pergerakan dasar bumi.
Ion fosfat dapat memasuki air tanah
sehingga tumbuhan dapat mengambil fosfat yang terlarut melalui
absorbsi yang dilakukan oleh akar. Dalam proses rantai makanan, Herbivora
mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya. Selanjutnya karnivora
mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya.
Fosfat dikeluarkan dari organisme
melalui urin dan feses. Di sini para detrivor (bakteri dan jamur) mengurai
bahan-bahan anorganik di dalam tanah, lalu
melepaskan fosfor, kemudian diambil oleh tumbuhan atau
mengendap. Daur fosfor mulai lagi dari sini.
6.Siklus Air (Siklus Hidrologi)
Air
di permukaan bumi selalu mengalami perputaran. Jumlah air di bumi tetap dan
selalu bergerak dalam peredarannya. Peredaran air ini disebut siklus hidrologi,
siklus air atau daur hidrologi.
Siklus
hidrologis dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni sebagai berikut:
1.
Siklus pendek
Air laut menguap, terjadi kondensasi lalu menjadi awan dan akhirnya jatuh hujan dan kembali ke laut lagi.
Air laut menguap, terjadi kondensasi lalu menjadi awan dan akhirnya jatuh hujan dan kembali ke laut lagi.
2.
Siklus menengah
Air laut menguap, terjadi kondensasi lalu dibawa angin ke daratan, membentuk awan, dan akhirnya jatuh menjadi hujan, masuk ke selokan, tanah, sungai, lalu kembali ke laut.
Air laut menguap, terjadi kondensasi lalu dibawa angin ke daratan, membentuk awan, dan akhirnya jatuh menjadi hujan, masuk ke selokan, tanah, sungai, lalu kembali ke laut.
3.
Siklus panjang
Air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk kristal-kristal es di atas laut, kristal-kristal es tersebut dibawa angin ke daratan dan jatuh sebagai salju, membentuk gletser, mengalir ke sungai lalu kembali ke laut lagi.
Air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk kristal-kristal es di atas laut, kristal-kristal es tersebut dibawa angin ke daratan dan jatuh sebagai salju, membentuk gletser, mengalir ke sungai lalu kembali ke laut lagi.
Adapun
unsur-unsur utama (komponen) yang terjadi dalam proses siklus hidrologi, adalah
sebagai berikut:
1.
Evaporasi, yaitu penguapan dari benda-benda abiotik dari air menjadi gas.
Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000
mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan,
danau, sungai dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga berasal dan
transpirasi oleh daun tanaman yang hidup.
2.
Transpirasi, yaitu pelepasan uap air dari tumbuhan melalui stomata atau mulut
daun.
3.
Evapotranspirasi, gabungan antara evaporasi dan transpirasi.
4.
Kondensasi, proses berubahnya uap air menjadi embun, titik-titik air, salju dan
es karena pendinginan.
5.
Infiltrasi (Perkolasi), perembesan air ke dalam tanah melalui pori-pori tanah.
6.
Aliran permukaan (run off) dan aliran bawah tanah (ground water).
air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal
atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali
sistem air permukaan. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang
(danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan
mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.
7.
Presipitasi, ketika titik-titik air, salju dan es di awan ukurannya semakin
besar dan menjadi berat, mereka akan menjadi hujan. Presipitasi pada
pembentukan hujan, salju, dan hujan batu (hail) berasal dan kumpulan
awan. Awan-awan tersebut bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus
udara.Untuk lebih jelasnya terkait unsur utama pada siklus hidrologi dapat kita
lihat pada gambar di bawah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar